Nadia, My First Love

 


Sebuah pengalaman yang paling tidak bisa ku lupakan, sebuah kenangan indah dan pahit yang tidak bisa ku lupakan, seorang wanita yang menginap di pikiranku dalam kurun waktu hampir 1 dekade, aku mau perkenalkan Nadia, dia lah wanita tersebut. Banyak sekali wanita cantik dan manis di dunia ini yang pernah aku lihat sebelum menemukan pendamping hidup, tapi Nadia ini berbeda, entah kenapa aku tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata, dia lah wanita yang membuat hatiku berwarna dalam masa-masa ABG ku.

Nama aku Reyhan, pertama kali aku kenal Nadia saat duduk di bangku kelas 2 SMA. aku dan nadia ini sebaya, sama-sama sedang kelas 2 SMA. Hanya saja kita berbeda penjurusan, dimana dia di kelas IPS dan saya di kelas IPA. Kelas antar kita berdua berbeda gedung, namun sama-sama di lantai 2 dan kita bisa saling melihat satu sama lain.

Pada suatu pagi dikala hari-hari yang sedang bosannya, seperti biasa aku datang ke sekolah pagi hari sekitar jam 6 lewat 15, aku termasuk salah satu yang paling pagi diantara yang lain. Aku selalu ke koridor sekolah dimana dari situ bisa melihat pemandangan dan siapa-siapa saja yang datang. Kala itu aku sedang tidak mempunyai perasaan kepada siapapun. Aku masih menjadi anak yang ingin belajar di sekolah. Jadi ketika bel masuk pelajaran pertama, semua murid sudah datang ke sekolah dan semua sudah pada masuk, namun berbeda pada kelasku, saat itu gurunya tidak hadir entah telat atau sakit. Terkadang karena di kelas sangat rame dan aku kurang suka keramaian, maka aku keluar kelas dan ke koridor sambil melihat keluar, digedung seberang tampak salah satu kelas IPS juga sepertinya tidak ada guru. Saat itu lah aku memulai melihat dia, sosok wanita dengan rambut panjang, terlihat wajahnya yang manis sedang berada di koridor luar kelasnya. Awalnya aku cukup tertarik dan mengontrol diri dan merasa seolah-olah biasa aja hanya wanita yang tidak aku kenal. Saat itu aku terus melihat dia dan aku ketangkap sekali oleh matanya dia yang mungkin tidak sengaja melihat aku. Aku langsung pura-pura membuang pandangan dan saat itu aku masuk kelas kembali.

seiring berjalan waktu, aku malah menjadi penasaran dengan wanita tersebut, aku terus curi pandang ke dia, dan gak tau kenapa dia juga sering keluar kelas dan beberapa kali kita saling bertatapan. Namun aku masih belum tau namanya, ada saat dimana salah satu teman baikku, namanya chair, dia sedang menemani aku di luar kelas dengan sekedar ngobrol-ngobrol ringan sambil melihat pemandangan. Aku yang penasaran akan wanita tersebut akhirnya bertanya kepada chair,

"Ir, itu tadi cewek yang disitu namanya siapa? lu kenal gak?"

Chair menjawab, "Ooh itu, namanya nadia, kenapa lu? naksir ya?"

saat itu entah kenapa aku merasa seperti telah mendapatkan sebuah penghargaan padahal hanya baru mendapatkan namanya saja. Aku langsung membalas ke temenku

"oh gapapa ir, gw cuma mau nanya aja, abisnya dia sering berdiri di seberang tuh"

chair membalas "kalo naksir juga gapapa kok, tapi hati-hati lu kayaknya banyak saingan kalo ngincer doi"

aku langsung membalas dengan penasaran " emang dia udah punya pacar ir?"

"Kurang tau deh, gw cuma kenal nama doang" balasnya.

di hari itu, aku rasa penasaranku terhadap nadia terus tumbuh, aku terus hobi ke luar kelas disaat jam kosong atau istirahat, dengan berharap bisa melihat dia di seberang sana. Beberapa kali juga aku saling berpandang sama dia. Entah apa yang ada di pikiran dia, tapi kita beberapa kali saling pandang satu sama lain walaupun itu cuma bertahan 1-3 detik langsung buang muka. Sampai pada suatu saat, aku melihat ada perbedaan dari Nadia, dia menggunakan jilbab, padahal bukan di hari jumat, dan aku kira mungkin karena sedang kelas agama atau apa, tapi ternyata dia menggunakannya terus, dia terlihat tambah manis dengan jilbabnya. hatiku terus menggebu-gebu setiap melihat dia, oh Tuhan, apakah aku sedang jatuh cinta sama Nadia?. Jatuh cinta sih tidak, karena aku hanya baru kenal nama belum kenalan secara langsung, mungkin lebih tepatnya masih dalam tahap tertarik.

Hari-hari berlalu dan progres malah menunjukkan penurunan. Aku tidak pernah secara langsung berkenalan dengan dia, apakah aku takut? mungkin iya mungkin tidak. Tapi aku seperti menjaga diri, setiap aku ingin berkenalan dengan wanita, aku selalu memperhatikan diriku sendiri. Aku berada di keluarga yang sangat sederhana, dibanding teman-teman sekolah, mereka pada membawa motor ke sekolah dan menggunakan HP yang bagus seperti blackberry (saat itu BB sedang sangat trend), sedangkan aku ke sekolah tidak punya motor sendiri, menggunakan angkot dan jalan kaki serta menggunakan hp yang paling murah yang harganya hanya 150rb rupiah. Di sisi lain, aku mengikuti beberapa organisasi dan kegiatan ekstra kurikuler diantaranya yaitu Sains Club Matematika, Rohis, dan taekwondo. Aku sebenarnya tidak mau, tapi aku merupakan salah satu calon terkuat untuk menjadi ketua rohis selanjutnya. dan dari semua faktor itulah aku berpikir-pikir ulang kembali untuk bisa berkenalan lebih jauh dengan Nadia. Hingga saat itu aku masih memutuskan untuk hanya menyukai dia secara diam-diam saja atau orang sering nyebut "love in silence".

Aku sering bertanya-tanya tentang nadia ke beberapa sahabat dekatku yang aku percaya mereka gak akan bocor, aku mendapatkan banyak informasi mengenai dia, dan ada gosip juga dari temen aku yang merupakan temennya salah satu sahabatnya nadia, dia juga bilang bahwa nadia juga tertarik sama aku. Aku saat itu jujur campur aduk perasaan aku, yang ada di pikiran aku adalah aku mungkin langsung memulai perkenalan aja kali ya sama dia. Tapi seiring berjalannya waktu, Tuhan ingin aku menjauhi Nadia, secara tidak terduga aku dipilih menjadi ketua rohis di SMA aku, aku saat itu tidak mau, tapi itu harus aku terima, dan yang pastinya sebagai ketua, aku harus mencerminkan sifat-sifat yang baik dan menjadi teladan. Jujur aku ini orangnya tidak sebaik yang orang-orang kira, aku masih banyak melakukan dosa, tapi apa yang terjadi harus aku jalani sebaik mungkin. dan karena itu juga aku memutuskan untuk menjauhi nadia. di sisi lain Nadia juga menjadi ketua salah satu kegiatan ekskul, yaitu Jurnalis. Kita mungkin dalam beberapa event sempat dipertemukan dan sempat berbicara terkait suatu hal dalam menjalani tugas kita masing-masing, namun kita berdua stuck, seperti ada yang menghalangi kita, aku dan nadia entah kenapa tidak bisa saling mendekati, aku selalu menahan perasaan aku, aku sudah mengetahui banyak hal tentang dia dan dia lah wanita yang sangat aku kagumi.

kelas 2 SMA berjalan begitu cepatnya hingga akhirnya aku naik ke kelas 3, saat itu kelas diacak lagi dan kebetulan sangat kebetulan, aku sekelas dengan sahabat terdekatnya Nadia, dia juga merupakan seorang wakil jurnalis, nama panggilannya Icha. Aku di kelas memilih duduk sebelah dengan salah satu sahabatku di SMA bernama bintang, dia ketua MPK dan dia sangat asyik untuk diajak berteman, kita udah mulai bersahat sejak kelas 2 SMA dan di kelas 3 ini aku dan bintang sekelas lagi.

Uniknya saat kelas 3 itu, adanya pergeseran tempat duduk dan terkadang, sehari dalam seminggu aku duduk depan belakang dengan icha. Kita sudah berkenalan dan banyak hal yang sudah kita bicarakan, tapi bukan Nadia. Secara hubungan aku dan icha sudah berteman dengan baik, hingga suatu hari, aku iseng menanyakan mengenai "ketua jurnalis" kepada si icha, dan respon dia bener-bener sangat surprise seolah-olah dalam pikirannya icha bilang "dari dulu pengen nanya tentang nadia ke gue kan lu"

kata icha "eh lu nanyain nadia han? cieeee"

aku balas ke icha "hehe kenapa emangnya cha, dia temen baik lu kan?"

Icha bales "oh jelas, dia itu sohib gue, gue kenal banget sama nadia, lu kalo nanya-nanya tentang nadia, tanya ke gue aja han"

aku bales "ah gapapa kok ngapain gue nanya2 dia haha" aku menahan diri

icha bales "ngapain tiba2 lu nanyain nadia, naksir ya lu?"

aku bales engga yang saat itu merupakan jawaban kebohongan terbesar aku hahaha. Aku punya rencana, aku mau gali-gali tentang nadia lewat icha, tapi gak sekaligus dalam sehari, ada tahapannya. hari- hari terus berlalu aku kadang smsan dengan icha, dia seperti sudah tau kalau aku emang tertarik dan naksir dengan Nadia. Aku mungkin pengecut gak berani langsung berhubungan dengan Nadia, tapi ya aku memiliki alasan tersendiri, aku nanya ke icha tentang nadia sebagai bentuk solusi dimana ada 2 pikiran yang konflik, pertama "aku suka nadia dan ingin berkenalan lebih jauh dengannya" kedua "aku ini ketua rohis dan dimana gak boleh pacaran dengan perempuan". tanya-tanya nadia lewat icha adalah salah satu solusi diantara 2 pikiran yang konflik itu. seperti win-win solution, Aku menjadi tau banyak tentang nadia, tapi aku juga tidak mendekati dia. Memang rohis agak ketat dalam hal seperti itu, anggotanya aja dilarang pacaran, apalagi ketuanya, kalo ketuanya pacaran ? wah bisa langsung rusak image rohis di sekolah aku.

Walaupun sudah kelas 3 dan jabatan ketua rohis sudah menjadi anak kelas 2 yang sekarang, aku masih ada label "mantan ketua rohis" yang entah mungkin menjadi beban dalam hidup aku. Ya aku bilang beban karena tanggungjawab ini benar-benar berat. walaupun aku udah mantan tapi tetap aku harus menjaga sifat dan kelakuan aku. Ibarat kalo kata salah satu sahabat aku bilang "lu kalo mau pacaran nanti aja tunggu udah lulus masuk kuliah baru deh lu incer nadia".. ya aku punya rencana seperti itu, beberapa teman lain menyarankan untuk aku langsung aja toh kenalan sama dia, pacaran aja nikmatin hidup di SMA ini. Kadang aku bingung, tapi yasudahlah aku memilih untuk fokus ke ujian nasional yang sebentar lagi.

Seiring berjalannya waktu dan komunnikasi aku dengan icha, beberapa sempat membuat hatiku seperti berharap dengan nadia. sampai icha bilang kalau nadia itu emang suka sama aku dari kelas 2, dia sering-sering cari tau mengenai aku lewat teman-temannya. Aku bernostalgia, selama ini aku juga melakukan seperti itu. tapi entah karena satu dan lain hal aku tidak pernah dipertemukan nadia. Saat itu sedang ramainya sosmed facebook dan twitter. Aku sering menggunakan twitter untuk tweet2 kegalauan (maklum lah jaman SMA pasti kalian juga seperti ini ya gak ?) aku sering kode-kode nadia dan kebetulan kita udah saling follow twitter, kadang aku suka bales tweet dia dan dia bales tweet aku, seolah-olah dia mengasih signal untuk dekat dan kenal lebih jauh. tapi lagi-lagi aku menyia-nyiakan itu, aku gak bisa mendekati wanita, aku mantan ketua rohis dan aku sedang fokus untuk bisa lulus ujian nasional. Akhirnya sampai kita lulus pun tetap stuck hubungannya disitu aja gak ada kemajuan.

Perpisahan SMA pun digelar, di hari yang berbahagia itu, akhirnya aku merasakan moment bersama nadia, walau hanya sebentar, aku bisa ambil foto bareng berdua dengan nadia. sungguh itu suatu hari yang sangat bahagia untukku, walau hanya foto bareng, entah kenapa aku merasa sangat senang. Tapi hubungan kita? tetap stuck.

Setelah lulus SMA aku masuk kuliah yang berbeda universitas dengan Nadia, tadinya aku udah mempunyai rencana untuk bisa memulai hubungan dengan Nadia. aku memiliki rencana untuk bisa berkenalan lebih jauh, perasaan aku terhadap dia sudah tidak bisa diragukan lagi. Aku bener-bener udah suka sama dia, sudah tidak ada wanita lain yang bisa singgah di hati aku selain nadia. Tapi lagi-lagi kenyataan tidak sejalan dengan yang diinginkan. di saat itu, Nadia sudah punya pacar, kakak kelas SMA dulu, namanya Fajar. dan gak tau kenapa saat itu aku baru merasakan yang namanya patah hati, sedih, padahal pacaran sama nadia aja belum, tapi aku terlalu egois, terlalu berpikir seolah-olah nadia udah jadi milik aku, padahal belum. Gak tau kenapa dia memilih untuk pacaran dengan orang yang bernama fajar itu.

Aku tidak bisa menyalahkan dia, toh dia juga sama aku gak ada hubungan apa-apa, yang patut disalahkan adalah diri aku sendiri, sering terpikir dalam pikiran "gue salah, kenapa gue dari dulu gak mau deketin nadia", terkadang gue sempat berfikir juga kalau gue menyesal udah menjadi ketua rohis, tapi itu hanya pikiran versi buruk aku, padahal disisi lain aku belajar banyak hal dengan menjadi ketua rohis itu, banyak teman yang sudah kudapat, banyak pengalaman menarik yang tidak terlupakan. Memang Nadia adalah salah satu wanita yang aku sukai saat SMA. sampai pada setiap sholat, aku beberapa kali berdoa tentang nadia, aku berdoa untuk selalu diberikan kesehatan dan keberkahan, dan beberapa kali aku berdoa kalau "seandainya Nadia terbaik untuk aku, maka jodohkanlah aku dengan dia". tapi tuhan berkata lain, mungkin nadia emang bukan yang terbaik untuk aku. Tapi tetap, Nadia itu pertama kalinya aku merasakan apa yang namanya cinta, sebelumnya aku belum pernah merasakan rasa yang seperti itu. dia lah cinta pertama aku. Butuh waktu yang sangat lama untuk aku move on dari dia, mungkin di sela-sela proses move on aku beberapa kali pacaran dengan wanita lain, tapi tetap saat itu masih belum move on dari nadia dan sempat punya pikiran, yaitu "jika seandainya nadia kembali kepada aku, aku rela memutuskan wanita aku yang sekarang dan berpaling ke nadia".

Sampai sekian lama waktunya, aku masih belum mengetahui dan menyesali kenapa aku tidak bisa bersama nadia. Aku selalu menstimulus pikiranku dengan berbagai alasan. Kalau kalian berpikir apapun tentang aku, aku tidak masalah. Mungkin aku memang saat itu pengecut dan menjadikan beberapa faktor sebagai alasan untuk menutupi kepengecutan aku, mungkin juga sejak awal aku memang tidak ditakdirkan bersama dengan Nadia, apapun itu masing-masing orang mempunyai penilaiannya sendiri. 

Namun perasaan aku terhadap nadia, tetap bisa tekikiskan oleh waktu, hingga akhirnya sekarang ini aku sudah benar-benar bisa move on dari dia seolah aku dengan nadia sudah biasa aja. Dia bukan jodohku, Tuhan pasti punya rencana yang terbaik untuk aku. Terima kasih Tuhan.

Banyak hal yang bisa aku pelajari dalam kisah ini, aku tau bahwa rencana Tuhan itu selalu yang terbaik untuk aku dan apapun hal yang aku pilih sebagai jalanku, itu adalah hal yang terbaik untuk aku. Jangan pernah menyesal atas apa yang telah terjadi, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau, tetapi jika rumput kamu hijau seperti tetanggamu, apakah kamu akan bernasib sama seperti dia ? terima lah apa kekurangan dan kelebihanmu, jadikanlah kelebihanmu sebagai kekuatan dan kekuranganmu sebagai rasa bersyukur atas nikmat Tuhan.


Sebuah kisah cinta hidup Reyhan






Comments