Natasya - Cinta dibalik Aljabar Linier

Yap, kembali lagi dalam post yang berjudul nama dari kaum Hawa. Memang akhir-akhir ini aku menjadi ada keinginan untuk menulis pengalaman-pengalaman masa lalu aku yang penuh dengan kenangan manis dan pahit. Apapun itu, aku sudah bisa move on dan bisa mengambil pelajaran dari pengalaman yang didapat. Aku menulis ini tujuannya sama sekali bukan untuk mendapatkan banyak view, hanya murni untuk me"museum"kan kenangan-kenangan sebelum beranjak tua dan lupa semuanya. At least, aku bisa membaca kembali pengalamanku dahulu.

Aku mau memperkenalkan salah satu wanita yang pernah singgah di hatiku, walau periodenya tidak lama, tapi ini sungguh berkesan, Dia bernama Natasya. Dia seorang wanita yang anggun, berbadan tinggi, suaranya pun lembut, dan cantik luar dan dalam.



Di jaman aku masih ABG, aku termasuk salah satu lelaki yang kurang populer diantara wanita. Aku memang memiliki keunikan/keseksian ku tersendiri, aku cukup ahli dalam bidang pelajaran matematika, wanita yang biasanya suka sama aku dikarenakan karena melihat kepintaranku saat di sekolah/kampus. Aku tidak bermaksud sombong, aku hanya jago di bidang matematika, selain itu semuanya payah, hahaha. Makanya di sekolah pun aku tetap tidak masuk rank 10 besar di kelas karena yang nilai rapor bagus hanya matematika.

Saat itu, aku masih semester 2 kuliah di jurusan teknik industri. Di semester 2 pastinya masih belum fokus pada jurusan, perkuliahan masih relatif pada materi umum dan kelasnya masih banyak bercampur dengan jurusan-jurusan lain. Di semester 2, aku mengambil kelas aljabar linier dan isi kelasnya relatif campur dengan berbagai jurusan teknik lain. Saat itu di kelas yang aku ambil terdapat beberapa mahasiswa dari jurusan teknik sipil, teknik lingkungan, teknik mesin, teknik elektro, dan teknik metalurgi.

Aljabar linier adalah sebuah ilmu turunan dari matematika. Aku sadar, ini adalah kesempatanku untuk unjuk gigi, karena hanya di matematika lah aku bisa berbicara, di bidang lain hanya bisa diam. Kelas diadakan seminggu 2x pertemuan dimana masing-masing pertemuan diadakan 1 Jam 40 Menit. Seiring berjalannya waktu, aku semakin banyak kenalan dengan teman-teman dari jurusan lain di kelas tersebut.

Di suatu waktu saat kelas aljabar linier berlangsung, Ibu dosen sering sekali memberikan soal dalam slide presentasinya, dan menyuruh mahasiswanya untuk aktif mengerjakan langsung di depan. Aku sangat menguasai materi tersebut, sehingga aku seringkali maju jika ada soal, dan mengerjakannya di papan tulis, entah kenapa terkadang aku ingin show off kepada orang lain agar mereka tau keahlianku, wajar namanya juga manusia hehe. Pada saat selesai kelas, tiba-tiba seorang wanita menghampiri aku, seorang wanita yang cantik, tinggi, anggun dan lembut, dia menanyakan aku berbagai soal aljabar linier yang tidak ia mengerti, aku membantu dia dan mengajari cara mengerjakan. Setelah aku kembali ke rumah, entah kenapa aku selalu terpikirkan wajah itu wanita, aku saat itu penasaran, dan aku masih belum mengetahui nama wanita tersebut. Aku memutuskan untuk mencari tahu nama dia siapa.

Keesokan hari, aku masih hidup dengan rasa penasaran dengan namanya. Aku bisa melihat daftar absen di kelas aljabar linier aku, dan aku melakukan cocoklogi dengan profil facebook. Aku menemukan kalau wanita itu bernaman Natasya dari jurusan teknik sipil. Setelah itu besok-besoknya setiap kelas selesai, dia selalu menghampiri aku untuk meminta ajari soal yang tidak ia mengerti. Gak tau darimana, pokoknya dia udah tau nama aku siapa, mungkin karena aku sering maju di kelas. saat itu aku berbicara dengan dia

"Oh iya kamu itu Natasya kan ?" aku tanya

dia jawab dengan suara kecil dan lembutnya "iya rey, panggil aja aku Tasya"

"Oke" jawabku sambil senyum.

Aku sudah tukeran nomor HP dengan dia, saat itu masih jaman HP BlackBerry (BB), dan aku gak punya BB, jadi aku masih pake hp biasa yang hanya bisa komunikasi lewat sms. Seiring berjalannya waktu, kita tidak hanya berbicara mengenai aljabar linier, kita sering cerita lewat sms, terkadang aku beli paket nelpon untuk berbicara lewat telpon dengannya di malam hari. Dia sering menjadi laguku untuk tidur. Aku menceritakan pengalamanku masa kecil dengan dia, begitupun juga dengan dia, dia adalah seorang yang merantau kuliah ke kota, dia ngekost di dekat kampus. Hubungan kita kini tidak hanya membicarakan aljabar linier, rasa cinta diantara kita berdua terus tumbuh, sampai pada suatu hari tanpa adanya saling mengungkapkan perasaan, kita sudah manggil sesama dengan kata "sayang", kita tidak pernah mengungkapkannya langsung karena kita sudah tahu kalau kita saling menyayangi.

Masa-masa indah diantara kita berdua pun terus berlanjut, kita sering jalan-jalan ke mall, makan di cafe, jalan-jalan ke perpus, dan komunikasi kita tidak pernah putus. Aku benar-benar sudah jatuh cinta dengan dia, di kelas aljabar linier lah sebagai saksi awal mula kisah kita. Dia sudah mengalihkan duniaku.

Tapi semua itu tidaklah terus menerus berjalan begitu indah, saat itu rintangan dalam hubungan kita berdua begitu banyak. Tasya dengan keluguan dan kepolosannya, dia relatif mudah terpengaruh dengan orang lain, terutama dengan mantannya dia yang sebelumnya, mantannya terus-menerus mengganggu dia, aku sudah sering diskusi dengan tasya mengenai mantannya itu, dia selalu sudah menolak untuk berkomunikasi dengan mantannya dan sudah tidak ingin berhubungan apa-apa lagi. Cobaan lain juga menimpa diriku, di Maret 2012 adalah bulan dimana Ayahku meninggal, saat itu aku sangat terpukul karena kehilangan salah satu orang yang sangat dekat denganku, orang yg sudah membesarkan aku sejak kecil. dan saat itu jika diiringi dengan proses pembelajaran kuliah, entah kenapa terasa berat.

Seiring berjalannya waktu, aku masih terus komunikasi dengan tasya, namun tidak se-intense seperti pertama-tama, dikarenakan beberapa musibah yang menimpa kepada diri aku. Tasya orangnya baik, dia selalu menyemangati aku, dia tetap membuat aku tersenyum, dan selalu mendukung aku, dia lah salah satu alasan kenapa aku tidak begitu terlarut dalam kesedihan saat meninggalnya Ayahku.

Aku mengakui, Tasya adalah seorang wanita yang tidak hanya cantik, tapi dia juga baik, pintar, dan selalu tersenyum. Dia juga polos dan sangat lugu. Ketika bersamanya, aku seperti berada dalam dunia yang berbeda, aku merasa kehidupan ku sudah cukup, gak ingin apa-apa lagi, aku merasa complete berada bersama dia. Tapi seiring berjalannya waktu, kenyataan malah berjalan kebalikan. Mengenai mantan dia sebelumnya, bernama Jodi, pada awalnya aku menganggap itu hal biasa aja dia mengganggu asalkan tasya tidak menghiraukan dia, tapi ternyata, semakin kesini tasya semakin terganggu. Aku selalu menyarankan tasya agar dia tidak berkomunikasi lagi dengan mantannya itu, bahkan aku sampai bilang kalau dia terus mengganggu kamu aku akan turun tangan dan dia menghalangi aku untuk ikut campur dengan alasan itu hanyalah permasalahan dia dan  dia akan menyelesaikannya.

Sampai akhirnya pada suatu hari, kakaknya mantannya Tasya yang bernama jodi itu, menghubungi tasya untuk memohon bahwa kalau Tasya tidak mau balikan dengan Jodi, dia mau bunuh diri dengan kecelakaan aja. Tasya menceritakan hal itu denganku, meminta saran dari aku, aku yang dimana semakin hari semakin kesel karena cerita Tasya dengan mantannya masih terus berlanjut, aku menjawab dengan agak nada kesal namun masih tetap berusaha agar tetap memberikan solusi terbaik untuk Tasya, beginilah percakapanku dengan tasya di telpon

Tasya berkata, "Rey, aku mau cerita ... ini urgent bangeeet please dengerin aku, dan jangan marah ya reeey"

Aku menduga pasti tentang mantannya, lalu menjawab "Pasti ttg si jodi itu ya? kenapa lagi dia?" jawabku dengan nada sedikit kesal

tasya menjawab, "barusan kakaknya jodi sms ke aku rey, kalau jodi itu sekarang mau bunuh diri, kalau aku gak balikan sama dia, gimana ya reey, aku bingung.." Tasya saat itu dalam keadaan takut, ya, karena tasya memang mudah dipengaruhi orang.

aku membalas, "masa sih sya? menurut aku kamu gak usah terlalu dipikirin sya, palingan juga dia cuma bohong, masa sih ada orang yang segitunya sampe pengen bunuh diri"

Tasya menjawab, "iya juga sih ya, yaudah aku biarin aja deh rey, makasih ya"

percakapan kita selesai pada saat itu, beberapa jam berlalu saat malam hari, Tasya kembali menelpon aku dengan seperti nada terburu-buru.

"Rey, gawat niih, barusan aku di sms kakaknya jodi kalau jodi lagi dalam kondisi kritis di rumah sakit" bilang tasya

aku membalas, "seriusan tuh sya? masa sih?" aku masih sangat tidak percaya kalau tu cowok beneran ngelakuin itu, aku tahu kalau tu cowok pasti udah merencanakan ini untuk mendapatkan.

tasya menjawab, "beneran reeey, aku kayaknya kesana deh mau coba jenguk dia, kakaknya bilang kalau aku dateng mungkin jodi punya semangat hidup lagi"

Aku langsung panas, saking keselnya, kepala aku ibarat udah menggebu-gebu. Ini beneran membuatku kesal, bagaimana tidak, aku yakin kalau ini hanya tipu-tipu mantannya dia, tapi di sisi lain aku juga kesal kenapa kok Tasya bisa percaya gitu aja. Sampai akhirnya aku bilang kata-kata yang cukup krusial "Sya, kalau kamu beneran pergi jenguk dia, hubungan kita selesai aja, jangan hubungi aku lagi ya"

Tasya, mungkin perasaanya saat itu bercampur aduk, diaa hanya bisa membalas "rey ..."

Aku cukup lupa percakapan aku dengan tasya saat itu, dikarenakan ini baru ditulis pada tahun 2021 sedangkan kejadian di tahun 2012. Namun pada intinya, aku memberikan pilihan kepada Tasya, aku atau jodi, dan saat itu yang ada di pikiran dia, mungkin hubungan dengan aku bisa diperbaiki setelah kejadian ini, jadi tasya memilih untuk menjenguk si jodi ke alamat rumah sakit yang sudah di sms oleh kakaknya jodi. Aku kecewa, dan saat itu aku sudah memutuskan matang-matang kalau aku sudah tidak mau berhubungan dengan Tasya lagi. saat itu hatiku benar-benar sudah hancur, tidak tau harus gimana lagi.

Keesokan harinya, Tasya menghubungi aku, lewat sms yang pada intinya, dia tertipu oleh mantannya itu, ternyata mantannya hanya ingin bertemu kembali dengan tasya, dan pendapat aku mengenai kalau mantannya berbohong itu adalah "benar" Tasya berusaha untuk bisa balikan dengan aku, tapi yang namanya kertas sudah menjadi abu, gak tau kenapa aku sudah tidak ingin lagi bersama Tasya. Dia sedih, aku juga sedih, sampai beberapa minggu pun dia masih sering mengabari tentang dirinya dan aku tidak membalasnya.

Beberapa bulan kemudian, aku iseng mengecek si tasya lewat medsosnya, ternyata dia balikan dengan mantan yang bernama jodi itu, aku berpikir ya sudahlah, mungkin dari dulu mereka ditakdirkan bersama. Aku tidak tau bagaimana prosesnya seorang wanita bisa kembali kepada mantannya yang sudah membohongi dia, tapi aku memilih untuk tidak memikirkannya.

di akhir postingan ini, aku mau mengungkapkan, bahwa bersama dengan Tasya yang hanya beberapa bulan meninggalkan beberapa kenangan indah dan pahit. Dia salah satu wanita spesial yang pernah hadir dalam hidup aku, aku gak pernah melupakan kebaikan dia, yang selalu bisa menerima aku apa adanya, dia tidak memperdulikan penampilan aku, dia tidak mempermasalahkan aku yang berbadan gemuk, padahal dia sangat cantik dan berbadan ideal, kalau mencari cowok ganteng menurutku adalah hal yang sangat mudah untuk dia. Saat aku melepaskannya pun, jujur, aku ada rasa menyesal. Aku terkadang kepikiran untuk bisa menjalin hubungan lagi bersamanya, namun sepertinya itu tidak akan pernah terjadi.

Sekian salah satu kisah cintaku  


Comments